Kisah Si Cowok Miskin & Wanita Pujaan
Kisah cinta itu banyak sekali didunia ini. Kita tidak bisa menyelami semuanya untuk mengetahui makna cinta yang sebenarnya.
Kita tidak pernah bisa tahu bagaimana masa depan akan merubah seseorang. Setiap hidup ada garis takdir yang terus berjalan, seiring nafas kita berjalan. Setiap manusia tidak hidup dari sesuatu yang tidak bertujuan. Kisah renungan yang sangat bagus ini bisa sahabat baca untuk menambah motivasi sobat-sobat semua.
Seorang pemuda miskin sedang tergila-gila pada seorang wanita cantik nan jelita. Pemuda itupun tak tau kenapa dia begitu cinta dengan gadis itu. Sebut saja Lili namanaya, Lili termasuk cewek idaman di sekolahannya, sedangkan pemuda itu sebut saja Alan, dia anak seorang miskin yang bekerja sebagai petani. Alan harus membiayai sendiri sekolahnya dengan cara membantu berjualan sehabis sekolah. Tak pasti berapa uang yang Alan dapatkan dari hasil jualan. Ya, seperti itulah gambaran kehidupan yang harus Alan jalani. Mau tak mau harus dia nikmati.
Soal asmara, Alan mempunyai selera yang tinggi. Dia begitu mencintai Lili yang sebenarnya tak seharunya Alan cintai. Selain karena status sosialnya beda, Lili juga terlalu cantik untuk Alan yang wajahnya pas-pasan. Alan tak punya kebernanian tuk mengungkapkan rasa cintanya itu oleh karena itu perasaan cintanya dia ungkapkan melalui puisi-puisi dan cerpen yang sering dia tulis di redaksi majalah sekolahnya. Ternyata banyak anak-anak yang menyukai puisi-puisinya ada yang di copy paste, ada yang dijadikan status facebook dan sebagainya karena komposisi kata-katanya sangat menyentuh hati. Tapi tak ada yang tau itu puisi dan cerpen milik siapa karena Alan tidak pernah mencantumkan namanya di puisi-puisi dan cerpen itu.
Alan mulai mengagumi Lili semenjak Masa Orientasi Sekolah. Rasa itu sudah mulai tumbuh, Alan sudah berusaha menepis rasa itu namun sia-sia. Alan tak bisa membohongi hatinya, sampailah pada waktu akhir-akhir masa SMA tepatnya selesai ujian akhir sekolah. Alan berkesempatan tuk berbicara langsung dengan Lily.
Di kantin tempanya bekerja mereka duduk paling pojok, sedangkan si sahabat dan ibu kantin ikut mengintip dari kejauhan.
Lily yang agak heran memulai memecah keheningan,
“ehem, ada apa ya? Kok mau ketemu sama saya?” ucap Lily dengan jutek.
Dengan berat Alan memberanikan diri ., “Li, maaf ya sebelumnya ganggu waktu kamu”
“O yaa, ganggu banget, udah ah cepetan ngomong intinya aja gak usah panjang lebar” Jawab Lily.
“Li, aku suka sama kamu, dari masa MOS dulu aku sudah menyimpan rasa cinta ini, namun aku pendam, sekarang aku tak mampu lagi memendam rasa ini. Aku takut ini menjadi penyakit hati.” Ungkap Alan dengan sedikit gugup.
“Whaaaat?,.. kamu suka aku? Wah parah ni orang, eh ngaca duluuu kamu mau mempermalukan aku ya? Atau kamu sedang bermimpi?” kata Lili.
“Gak Li, aku gak mimpi, aku benar-benar suka sama kamu. Hati kecil ku yang meminta tuk ungakapkan semua ini.” jawab Alan
“Eh, cewe gila kali ya yang suka sama kamu, mau ditaro dimana muka akuuu? Udah deh, mending kamu kubur dalam-dalam rasa kamu itu, atau kamu cari cewe yang setara aja sama kamu. Emang kamu bisa beliin aku sesuatu yang mahal-mahal ?” Lili pun menjawabnya.
Dengan hati yang teriris Alan terdiam lalu “Maaf Li, sekali lagi maaf atas cintaku ini. Biar aku beri pelajaran pada hati kecil ku ini biar lebih tau diri.”
“Sudah, aku mau pulang. Calon pacarku yang kaya sudah jemput, permisi.” Lili langsung mengambil tas kecilnya lalu bergegas pergi meninggalkan Alan yang terduduk lemas tak berdaya.
Sahabat dan Ibu kantin menghampiri Alan, mereka seolah-olah merasakan apa yang sedang Budi rasakan.
“Nak, hidupmu belum usai. Ini baru langkah pertama jangan kau menganggap dunia ini hanya seluas lingkungan sekolah. Dunia ini jaauh lebih luas, diluar sana ada orang yang bisa menerimamu siapapun kamu. Bangkitlah.” Suara ibu kantin memecah keheningan.
“Iya Al, aku tau kamu itu tak selemah ini. Kamu itu jauh lebih kuat dari yang kamu tau, dunia belum berakhir. Anggap ini cambuk agar kamu bisa mengejar cita-cita dan cinta kamu.” Tambah sang sahabat.
Alan mulai tersenyum dan mereka bubar pulang kerumah masing-masing.
Pengumuman kelulusan sudah tiba, siswa wajib mengundang orang tua dan wali masing-masing. Budi mengundang Ibunya ke sekolah, dengan pakaian yang lusuh namun bersih Ibunya datang ke sekolah dan duduk di kursi paling belakang dalam aula sekolah itu.
Masa-masa SMA sudah benar-benar berakhir, masing-masing sibuk tuk melanjutkan kuliah di universitas-universitas favorit mereka, Budi mulai di dilanda rasa bingung. Tak ada uang tuk melanjutkan kuliah. Akhirnya, Alan pun memilih untuk merintis usaha sambil kuliah.
Lily kini kuliah di sebuah universitas swasta yang mahal. Lili sibuk dengan sahabat-sahabat barunya yang rata-rata anak orang kaya, dan kabarnya sudah berpacaran dengan seorang cowo tampan yang sesuai dengan keinginan hatinya. Sahabat Alan ternyata juga kuliah di tempat Lily juga kuliah, Sahabat sering berkirim email dengan Alan dan tanpa sengaja mengabarkan bahwa Lily tlah mendapatkan cowo tampan idamannya. Tentu hati Alan kembali teriris mendengar kabar itu.
Singkat cerita, 10 tahun kemudian. Di sebuah restoran asing yang makananya super mahal, Alan mengajak ibunya makan siang.
Tiba-tiba ada seorang perempuan menyapanya ternyata permpuan itu adalah Lily yang dulu sangat dia cintai.
“Hey, kamu Alan yang dulu itu kan? Ngapain kamu disini? Kamu kerja menjadi pelayan disini?.” Tanya Lily dengan bertubu-tubi.
Alan tertunduk diam dengan muka yang memerah.
Lalu Lily melanjutkan “Aku sudah nikah lho, ini anak aku. Suamiku kerja di perusahan besar, dan gajinya sudah mencapai 30 juta per bulan, dia sangat cerdas.”
Alan memang tak menangis, tapi hatinya yang berlinang air mata. Mendengar kata-kata Lily, Beberapa menit kemudian suami Lily datang. Sebelum Lily bisa mengatakan sesuatu, Suaminya berkata “Pak, saya terkejut melihat Bapak ada disini, kenalkan istri saya, namanya Lily.”
Lalu dia berkata pada istrinya. “Kenalkan ini bos ku, bos muda yang dermawan, dia yang memberikan semua fasilitas yang kita punya, termasuk meminjamkan uang untuk kita beli rmuah dan mobil mewah. Namanya Pak Alan, selain dia adalah pengusaha sukses ternyata dia masih lajang lho. Dia mencintai seorang gadis tapi gadis itu menolaknya. Itu sebabnya dia masih belum menikah”.
“Sial sekali gadis itu. Bukankah sekarang tidak ada lagi orang yang mencintai seperti itu ?”. Lanjut suaminya.
Lili terkejut seakan tak percaya tertunduk malu tak bernai melihat kedalam mata Alan. Rasa menyesal, rasa bersalah semua bercampur aduk menjadi satu.
Mereka bubar, dan Alan kembali ke meja makannya, disana ada Ibu menunggunya. Ternyata Ibu mendengar percakapannya, lalu ibunya bertanya:
“Nak, itu tadi siapa? Teman sekolahmu ya?” tanya Ibu.
Alan tertunduk, lalu menjawab “Iya bu, itu teman SMA Alan dulu, wanita itulah yang sering Alan ceritakan sama ibu. Tapi sayang dia sudah punya suami.”
“Sudahlah nak, lupakan dia. Tuhan tidak izinkan kamu untuk bersamanya. Percayalah Tuhan akan memebri jodoh yang pantas dan terbaik buat kamu”. Nasehat Ibu
Note: Kadang orang yang kita sakiti dan kita hina jauh akan lebih sukses dari pada yang kita bayangkan. Setelah semua terjadi timbullah sebuah penyesalan dari dirinya.
Kadang orang yang di hina akan memakai hinaannya untuk mengapai sebuah kesuksesan.
Pesan buat kamu hawa, belajarlah untuk menghargai orang yang mencintaimu kalau kamu ikhlas, Tuhan tau yang terbaik untuk kamu. Ini hanya cerita fiktif yang terinspirasi dari banyak cerita sahabat dan sebagian pengalaman pribadi penulis.
Thank’s buat yang sudah baca, jangan lupa komentarnya supaya memacu semngat saya untuk menulis cerita-cerita yang lebih bagus lagi.
Posted By :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar